KOPI DARAT CHIKA
“Kopi darat?” seketika dahi Chika berkerut mendengar rencana
Keyla. “Kapan?“ tanyanya lagi. “Malam ini!” jawab Keyla santai. Dia tidak
menyadari tatapan Chika yang menusuk tajam kepadanya tanda heran. “Lo yakin
kopi darat lo kali ini berhasil? Nggak takut sama pengalaman lo yang dulu ?”
Chika berusaha meyakinkan Keyla masih dengan tatapan yang penuh selidik. “Ya
sebenarnya yakin nggak yakin. Tapi, gue masih mau coba siapa tahu kali ini
berhasil, iya nggak?” Kata-kata Keyla terdengar begitu optimis. Sebenarnya
Chika kurang setuju dengan keinginan Keyla ngopi
darat dengan cowok yang beru dikenalnya di Facebook. Dia nggak ingin pengalaman menyebalkan itu terulang
kembali pada sahabatnya yang polos itu. Dia masih ingat saat Keyla harus tersedu
sedan semalam suntuk karena peristiwa itu. Keyla begitu marah dan kesal saat
tahu kalau wajah asli para cowok “bertopeng” itu berbanding terbalik 180
derajat dengan topeng yang mereka pampang di Facebook.
***
“Penipu!!! Kenapa mereka tega banget nipu gue? Padahal gue
udah suka sama mereka,” wajah Keyla merah padam. Karena marah dan malu
tentunya. “Suka sama foto mereka maksudnya?” timpal Chika yang saat itu
bertugas sebagai pendengar curhat. Tanpa diduga perkataan Chika langsung
disambut geraman Keyla yang semakin kesal. “Huh. Sebel!!” spontan Keyla
membanting bantal yang tertumpuk rapi di atas kasur. Hampir saja Chika yang
berdiri di pintu menjadi korban pelemparan itu. Namun dengan sigap dia
menghindar. “Untung cuma bantal ! hihihi” batinnya. “Key, kalo marah liat-liat
dong. Masa gue nggak tau apa-apa, gue yang harus kena imbasnya. Untung cuma
bantal, coba kalo yang lo lempar meja. Wah, bisa gawat tau!”
Chika pun dibuat kesal dengan sikap
keyla. “Sorry, nggak sengaja,” jawab
Keyla singkat tanpa ekspresi.Tanpa peduli dengan ocehan Chika, Keyla beranjak
menuju lemari pakaiannya dan mengeluarkan laptop
yang tertidur nyenyak. Dengan tergesa-gesa Keyla menghidupkan laptopnya. Melihat itu seketika Chika
bingung, apa yang akan dilakukan sahabatnya itu. “Lo mau ngapain, Key?” tanya
Chika seraya mendekat di samping Keyla. “Sekarang gue harus bisa hidup tanpa Facebook!. ternyata Facebook cuma menipu gue!”. Mendegar hal itu, Chika membelalak tak
percaya “Apa? Lo yakin? Bukannya lo selama ini nggak bisa hidup tanpa yang
namanya Facebook? Nggak mungkin tahan
tanpa update status?”. “Ini cuma buat
sementara waktu kok. Gue butuh waktu buat lupain malam ini.”
Keyla telah selesai menonaktifkan
akun Facebook-nya. Dia terlihat puas.
Nemun, sedetik kemudian bulir-bulir bening turun membasahi pipinya. Melihat
keadaan begitu pilu, seketika rasa iba menyerang Chika. Meski ia tahu bahwa
masalah ini adalah masalah sepele. Tapi,
ia juga sangat paham dengan karekter temannya itu yang sangat sensitif. “Ayolah
Key, ini hanyalah masalah kecil, jangan terlalu lo fikirin. Namanya juga Facebook. Semua orang bebas memasang
foto meskipun itu bukan foto asli mereka.” Chika berusaha menenangkan hati
Keyla tapi tangis Keyla semakin kencang, dan ini semakin membuat Chika bingung. So,
malam itu juga Chika terpaksa menginap hany menunggu tangisan keyla yang
tak kunjung mereda.
***
Bel istirahat berbunyi seiring suara
melengking yang tiba-tiba menyambar. “Chika!!” Suara cempreng Keyla
membuayarkan lamunan Chika seketika. Chika terlihat gelagapan saat Keyla melototinya.
“Lo kok malah ngelamun sih? Jadi menurut lo gimana?” tanya Keyla penasaran.
“Gimana ya?” tanya Chika binguna sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Aduh Chika, ya soal rencana kopi darat
gue?” lanjut Keyla dengan terlihat gemas dan Chika yang tampak seperti orang
bodoh. “Oh soal itu, ya terserah lo.” “Kok terserah?” “ Ya kan yang punya
rencana lo kan? Jadi ya, terserah lo mau di lanjutin atau enggak. Kalau gue sih
cuma bisa bilangin kalau sampai lo kecewa kayak waktu itu, gue nggak mau repot
buat nemenin lo Cuma buat nangis, okey!” ujar Chika panjang. “Siap bozz!” jawab
Keyla sambil hormat ala paskibra kepada komandonya. “Lo nggak mau ikut?” goda
Keyla. Chika menggeleng pelan. “Nggak, males. Lagian malam ini gue ada acara
sendiri sama sepupu gue.” “Hayo sepupu yang mana? Cowok baru ya?” goda Keyla.
Keyla hanya diam sembari terus mengerjakan tugasnya. “
***
Keyla benar-benar telah
mempersiapkan semuanya. Dia benar-benar harus tampil perfect malam ini. Dia tidak ingin acara kopi daratnya kali ini kacau
dan gagal. Meskipun dia harus siap kacewa seperti waktu itu. Tapi, hanya dengan
satu hela nafas yang dalam rasa optimisnya kembali lagi. Pukul 18.30 malam.
Keyla telah siap dengan gaun biru favoritnya dan sepasang japit rambut yang
tersemat cantik di atas rambutnya yang hitam. Sungguh gadis remaja yang sangat
cantik. Sayang, tak secantik pengalaman yang dia alami. Keyla tak ingin
terlamabat. Dia pun segera bergegas pergi setelah pamit dengan sang mama.
“Jangan pulang terlalu malam ya sayang.”
***
Di sebuah restoran yang malam itu di
kunjungi dengan cukup banyak pengunjung. Terlihan dua cowok kembar masuk. Keduanya
sama-sama handsome, tinggi, dan
berkulit putih hanya satu yang membedakan keduaya, cowok yang berpostur lebih
tinggi dan meggunakan kacamata. Sasaat setelah keduanya duduk, cowok yang
dipanggil kakak ternyata yang bernama Deny itu beranjak dari kursinya. “Mau
kemana?” tanya Dion pada kakak kembarnya itu. “Gue mau ke toilet sebentar.
Nanti kalau tamu gue dateng, tolong ajak ngobrol dulu ya. Oh ya, Chika janji
janji dateng jam berapa?” Deny melirik jam tangannya. “Dia sudah di perjalanan.
Mungkin kena macet. Dion diam sejenak. So,
kita jadi double date nih?”
lanjutnya. “Ia dong!” jawab Deny sambil mengengkat sebelah alisnya.
Sesaat setelah Deny ke toilet,
terliehat seorang cewek cantik bergaun biru masuk ke dalam restoran. Dia
terlihat celingukan mencari seseorang. Saat dia melihat seorang cowok
melambaikan tangannya dia pun mendekat dan kini telah duduk semeja dengan cowok
itu. “Hai,” sapa Dion ramah. “Hai,” balas cewek itu yang tak lain adalah Keyla
dengan senyum malu-malu. “Sudah lama menunggu? Sorry gue telat.” “No problem.”
Jawab Dion degan penuh keramahan. Tak ada lima menit Keyla dan Dion duduk
semeja tetapi mereka sudah terlihat akrab. Bahkan sifat cerewet Chika mulai
muncul di tengah obrolan mereka.
Di tengah keasyikan mereka
berbincang-bincang, terdengar seorang cewek menyapa. “Malam Kak,” sapa cewek
itu. “Malam, kok lama sampainya?” balas Dion yang diikuti pandangan mata Keyla
ke arah cewek itu. Seketika keyla terkejut mengetahui siapa cewek itu. “Chika,
Keyla?” ucap keduanya hampir bersamaan. Keduanya benar-benar tak menduga akan
bertemu pada malam itu. “Lho, ternyata kalian sudah saling mengenal?” tanya
Dion yang membuat keduanya semakin bingung. “Lo kok bisa ada di sini Cik?”
tanya keyla penasaran. “Lo sendiri, kok bisa?” “Gue kan mau kopi darat?” ucap Keyla setengah
berbisik. “What? Kopi darat?” Chika jadi teringat obrolannya tadi pagi.
“Kak, lo nggak mungkin ngundang kita
bareng kan?” Chika mangalihkan pertanyaan pada Dion. Ditanya seperti itu Dion
gelagepan. “Sebenarnya...” belum sempat Dion menjelaskan dari belakang Deny
datang dengan senyum mengembang. “Hai semuanya,” sapa Dany. Keyla pun menoleh
ke arah Deny. Melihat dua cowok yang kini berdiri di depannya itu Keyla kaget
setengah mati sampai-sampai matanya tek berkedip menyaksikan kedua makhluk
Tuhan yang tampak seperti dua bayangan yang sulit di bedakan itu. Sementara
Chika hanya tersenyum melihat kejadian itu. “Kok bisa sama?” ucap Keyla penuh
tanda tanya. “Ya iya lah sama, merekan kan kembar Key!” jawab Chika sambil
memandang Deny dan Dion bergantian. “Kembar?” ulang Keyla tak percaya.
“Hmmm.. sekarang gue ngerti, lo
pasti mau ngopi darat sama mereka
kan? Mereka ini sepupu gue Key!” tutur Chika yang langsung disambung uluran
tangan Dany pada Keyla. “Gue Deny,” ujar Deny memperkenalkan diri. “Dan ini
adik kembar gue Dion,” “ Jadi gue tadi ngobrol sama....” Keyla masih tampak
heran. Belum selesai dia bicara, Dany memotongnya. “Gue minta maaf Key. Gue gak
ada maksud bikin lo salah faham. Gue tadi ke toilet jadi gue minta Dion buat nemenin
lo dulu. Dan kebetulan hari ini Dion ada janji sama Chika. Jadi, gue minta
mereka buat ketemu bareng di sini. Gue sadar gue yang salah. Gue juga lupa
kasih tau lo kalau sebenernya gue pake kaca mata. Sedangkan yang di Facebook gue nggak pake kaca mata.” Deny
mencoba menjelaskan kesalahpahaman itu kepada Keyla.
Mendengar penjelasan Deny yang
panjang lebar, Keyla hanya tertundauk dan mencoba menyembunyikan wajahnya yang
mulai memerah. “Gue juga minta maaf dari awal kalo gue buka Kak Deny,” tambah
Dion yang tambah membuat Keyla salah tingkah. Rasanya dia ingin segera kabur
dari restosan itu karena rasa malaunya. Melihat Keyla yang kikuk, Chika hanya
tersenyum. “Tenang Key, kopi darat lo
kali ini nggak gagal kok!” goda Chika pada Keyla yang di balas kerlingan mata
Deny. Dalam hati sebenarnya dia senang karena kali ini kopi daratnya berhasil. Deny tidak menipunya seperti kisah
memilukannya dulu oleh para cowok “bertopeng” itu. But, salah sasaran! Malu gue!.