Minggu, 31 Oktober 2010

Bencana Pergaulan Bebas

Bencana Seks Remaja - Orangtua Prihatin
Written by Yuni   
Friday, 22 October 2010 05:57
Kalangan orangtua terkejut mengetahui, penyakit kelamin menjangkiti remaja Medan.
Di RS Pirnadi saja, dalam sehari tiga remaja berobat penyakit kelamin

"Fakta itu harus disikapi oleh kalangan orang tua, sehingga anaknya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas," kata Asneti Zein, seorang guru sekolah dasar kepada Global, amis (21/10).

Menurut Asneti, untuk menjauhkan anak dari pergaulan bebas,
harus ada komunikasi yang baik antara anak dan orang tua.

"Mesti tahulah kita kemana dan dengan siapa anak kita pergi.
Komunikasi menjadi satu cara mengawasi anak," katanya.

Orangtua lainnya, Tarmiizi Harva berbagi tip.
Katanya, untuk menghindari anak dari kegiatan yang negatif,
harus ada pendidikan agama sejak dini. Sedangkan untuk mengisi waktu,
tak jarang ia mengajak ketiga anaknya melaksanakan kegiatan bersama, misalnya olahraga,
diskusi dan lainya.

"Saya sering ajak anak saya diskusi sehingga kasih sayang itu dirasakan anak-anak,"
kata fotografer yang memiliki putri tertua berusai 16 tahun itu.

Secara terpisah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan,
Drs Mohammad Hatta mengakui, persoalan seks bebas yang terjadi saat ini kian parah.
Menurutnya, fenomena itu disebabkan karena kurangnya pengawalan, pengawasan dari pemerintah,
keluarga dan masyarakat.

"Mudahnya segala akses kegiatan pornoaksi dan pornografi karena kurang pengawasan dan
pengawalan, mendorong sesorang yang melihat,
khususnya akan muda  akan terangsang sehingga ingin mempraktekannya,"
tukasnya.

Hatta yang juga sebagai orang tua dan memiliki anak mengaku khawatir dengan kondisi saat ini,
namun menurutnya,  bila benteng pemahaman baik buruk dan agama, serta pendidikan di keluarga kokoh, efek dari kebebasan itu mudah ditangkis.

YUNI - QODRAT | GLOBAL | MEDAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar