Minggu, 31 Oktober 2010

Realisasi Dakwah Menuju Islam yang “Kaffah”

Realisasi Dakwah Menuju Islam yang “Kaffah” PDF Cetak Email
• Oleh : Wulan Dayu, SE

Saat ini ada kecenderungan ketika berbicara Islam maka akan ada asumsi yang mengarah pada satu nilai dan terkadang negatif. Seperti Terorisme, ajaran kekerasan, dan Islam identik dengan Timur tengah saja.

Bicara Islam secara otomatis akan terarah pada negara Arab Saudi, Mesir, Turki misalnya. Dakwah keislaman, harus mampu menyentuh otoritas duniawi secara kolektif. Ketika kita bicara Islam, maka akan ada beragam persepktif dengan kekayaan khazanah keislaman pula. Timur dan Barat harus bisa menjadi pendefenisian baik terhadap aktualisasi keislaman.

Perspektif analisa dakwah keislaman kontemporer, isu-isu terrorism yang mengemuka dengan mendekatkannya pada umat Islam adalah tanggung jawab umat Islam untuk menerapkan realisasi dakwah secara kolektif. Bukan hanya dakwah oral, tapi juga dakwah “eksekusi”. Maksudnya membuktikan melalui khazanah perkembangan kebudayaan Islam bahwa Islam dengan ajarannya mengajarkan kebaikan dan kebenaran yang terakumulasi dari kedamaian dalam berkehidupan.

Islam dan Seruan Dakwah

Merujuk pada Kalam Ilahi bahwa sangat banyak menyeru dan menyuruh ummatnya untuk berada di jalan dakwah. Dakwah yang selanjutnya diberi pemahaman yang luas dan tidak kaku dengan tujuan mengajak ummat manusia pada jalan kebenaran dalam Islam. Serta menyeru terhadap ummat Islam yang telah menyeleweng perjalanan kehidupannya.

Beberapa ayat Al Qur‘an yang menyeru pada dakwah antara lain dalam surat Luqman ayat 17 yang bermaksud “Wahai anakku tegakkanlah Shalat, suruhlah orang pada kebaikan, dan cegahlah orang dari kemungkaran, bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perintah yang wajib “.

Selanjutnya Rasul juga melalui Haditsnya yang diriwayatkan Abu Daud menjelaskan “ tidak ada seseorang yang berada dalam suatu masyarakat. Yang berbuat kemaksiatan ditengah-tengah mereka, yang keadaan mereka mampu mengubah seseorang itu, lalu mereka tidak mengatasinya, melainkan Allah akan menimpa siksaan NYA pada mereka, sebelum mereka mati “ ( sumber; Muhammad Izzah Dirwazah, Ad Dusturul Qur‘an II h.13).

Bahkan Allah pun menyuruh pemerintah (penguasa) untuk berdakwah menyeru pada kebenaran. Hal ini dijelaskan Allah dalam Al Qur‘an surat Al Hajj ayat 21 “ (yaitu) orang oarang yang jika kami kukuhkan kedudukannya di muka bumi, maka mereka menegakkan shalat, membayar zakat, menyuruh berbuat baik, dan mereka mereka mencegah orang dari kemungkaran, dan hanya kepada Alalh kembali segala urusan.”. serta beberapa ayat lainnya yang banyak meng indikasikan untuk menyeru pada kebaikan, kebenaran dan mencegah hal yang dilarang Allah baik secara tersurat maupun tersirat pemaha-mannya. Menarik untuk dipahami ketika Abdul Aziz Al-Khauli dalam kitabnya Ishlaahul Wa‘zhid Diinii membagi metode dakwah pada 5 bagian.

Pertama dengan metode Khithabah ( ceramah/ berpidato) bisa juga dipahami secara luas dengan menyampaikan sebuah cerita, berita, gagasan, wawasan pendapat tentang keislaman,yang juga bisa dibahasakan dengan “ berdiplomasi “. Metode dakwah yang memberikan peluang secara luas agar pendakwah siap berada dimana saja dan menyampaikan ajaran kebenaran kapan saja.

Metode kedua adalah Ad Darsu yang berarti belajar, menuntut ilmu. Mencari sesuatu hal yang baru. Hal ini juga memberi suruhan dan motivasi agar umat Islam mencari ilmu kemanapun dan siap mendakwahkan, menyebarkan ilmunya pada siapapun dan tentunya dimanapun. Metode dakwah yang menuntut kekuatan ilmiah seseorang dengan tujuan menyampaikan nilai nilai kebenaran.

Metode dakwah ketiga adalah At Tamsiil yaitu pertunjukan, parade seni dan semacamnya. Dakwah dengan cara yang lebih ringan namun memiliki keunggulan tersendiri. Sebab masyarakat saat ini lebih cenderung menyukai hal hal yang sifatnya estetik dan bernuansa entertainment baik dalam bentuk film, sinetron dan semacamnya.

Selanjutnya dengan menggunakan metode Al Uswatun Shalihah yaitu dengan memberikan contoh keteladanan yang baik, prilaku, sikap keseharian, kebijakan yang tentunya tidak bertentangan dengan nilai nilai keislaman tentunya menjadi bagian dakwah. Yang terakhir adalah metode Al Kitabah yaitu berdakwah dengan tulisan. Membuat buku, artikel dan semacamnya yang akan tetap tersimpan sampai kapanpun.

Metode dakwah yang sangat beragam ini tentunya harus menjadi pilihan kita masing-masing. Sebab seluruh ummat Islam diharapkan menjadi pendakwah. Berdakwah untuk kebajikan, dan berdakwah untuk menyeru pada kebenaran yang berwawasan Al Qur‘an dan Sunnah.

Dakwah dalam arti luas akan memberikan motivasi untuk lebih mengenal, memahami, mendalami dan pada akhirnya mengamalkan setiap ajaran yang telah ditetapkan oleh Allah dan Muhammad sebagai RasulNya. Menuju Dakwah Internasional.

Kembali pada keinginan untuk menciptakan kader Islam yang siap berjibaku dimanapun berada, baik kawasan Timur dan bahkan Barat. Tentunya harus memiliki bekal yang cukup dan kuat demi terealisasinya Islam yang mendunia. Keinginan baik untuk menciptakan sebuah tempat secara khusus yang bertujuan menciptakan doplomat-diplomat Islam yang unggul dan siap bertarung dalam kancah internasional patut diberi apresiasi secara utuh dengan merealisasikannya.

Hal ini juga diharapkan bisa direalisasikan dimana saja agar kiranya Islam kembali bangkit dengan ajaran kebenarannya serta diharapkan bisa menepis semua cerita miring seputar Islam. Semoga kiranya realisasi dakwah seperti apa yang diperintahkan Allah tersebut bisa kita laksanakan secara bersama sama.Amin
*Penulis adalah Alumni Fak, Ekonomi UMSU dan Peminat kajian keislaman
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar