Minggu, 31 Oktober 2010

CATATAN KEMATIAN

Selamat malam, hidup

Terlampau lama sudah menjadi pendampingmu. 
Beriringan ketika; terpilih, dipilih, dan terpaksa memilih. 
Di antara segala pilih-memilih itu, lebih sering kuputuskan sendiri. 
Sebuah hidup hanya sibuk mencari pilihan lain, di kolong meja, di loteng rumah, 
di tempat-tempat yang angin pun tak memilih untuk istirah di sana.

Lihatlah!
Tapak ini kian salah melangkah. 
Atau pikiran ini yang terlalu sempit mengolah makna. 
Terlalu sering aku berjalan ke ujung atap.
Terlalu lelah menyimpulkan jawaban teka-teki, tentang betapa rumit sebuah jalan berliku.
Orang-orang terlalu sibuk menjadikan kriminal sebagai panutan.

Lalu pertanyaan-pertanyaan itu muncul. 
Bagaimana rasanya mengiris pergelanganmu sendiri
bahagiakah ketika tubuh tersapu angin,
menyampaikan selamat tinggal pada balkon dan beranda tertinggi
damai seperti apa yang menjemput ketika kita menutup mata ini terlalu pejam.

Sudahlah hidup..
Saatnya memilih jalan berbeda. 
Terlalu sering kita bercengkrama memutuskan pilihan mana yang lebih baik antara kiri dan kanan
baik dan buruk. 
Terlalu sempit hunian ini dengan caci maki. 
Mereka kehilangan ruang untuk memuai.

Biarlah kusudahi...
Cengkrama kita pada malam ini. Biar kupejam terlalu lekat. 
Kita warnai dengan merah-merah pekat. Pada jalan yang sudah tak searah.
Biarlah kau kulepas sekarang.

Catatan:
Mohon sampaikan pada cinta-cinta yang kutinggal. 
Larungi hati mereka dengan warna yang lain
Sungguh tak sanggup aku berpamitan.

Salam manis,
Seorang gadis yang akan pergi

-Rain-
Banda Aceh, 09 Oktober 2010

Cipta : Cut Dini Desita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar