Kamis, 29 November 2012

CERPEN


KOPI DARAT CHIKA
       “Kopi darat?” seketika dahi Chika berkerut mendengar rencana Keyla. “Kapan?“ tanyanya lagi. “Malam ini!” jawab Keyla santai. Dia tidak menyadari tatapan Chika yang menusuk tajam kepadanya tanda heran. “Lo yakin kopi darat lo kali ini berhasil? Nggak takut sama pengalaman lo yang dulu ?” Chika berusaha meyakinkan Keyla masih dengan tatapan yang penuh selidik. “Ya sebenarnya yakin nggak yakin. Tapi, gue masih mau coba siapa tahu kali ini berhasil, iya nggak?” Kata-kata Keyla terdengar begitu optimis. Sebenarnya Chika kurang setuju dengan keinginan Keyla ngopi darat dengan cowok yang beru dikenalnya di Facebook. Dia nggak ingin pengalaman menyebalkan itu terulang kembali pada sahabatnya yang polos itu. Dia masih ingat saat Keyla harus tersedu sedan semalam suntuk karena peristiwa itu. Keyla begitu marah dan kesal saat tahu kalau wajah asli para cowok “bertopeng” itu berbanding terbalik 180 derajat dengan topeng yang mereka pampang di Facebook.
***
             “Penipu!!! Kenapa mereka tega banget nipu gue? Padahal gue udah suka sama mereka,” wajah Keyla merah padam. Karena marah dan malu tentunya. “Suka sama foto mereka maksudnya?” timpal Chika yang saat itu bertugas sebagai pendengar curhat. Tanpa diduga perkataan Chika langsung disambut geraman Keyla yang semakin kesal. “Huh. Sebel!!” spontan Keyla membanting bantal yang tertumpuk rapi di atas kasur. Hampir saja Chika yang berdiri di pintu menjadi korban pelemparan itu. Namun dengan sigap dia menghindar. “Untung cuma bantal ! hihihi” batinnya. “Key, kalo marah liat-liat dong. Masa gue nggak tau apa-apa, gue yang harus kena imbasnya. Untung cuma bantal, coba kalo yang lo lempar meja. Wah, bisa gawat tau!”

            Chika pun dibuat kesal dengan sikap keyla. “Sorry, nggak sengaja,” jawab Keyla singkat tanpa ekspresi.Tanpa peduli dengan ocehan Chika, Keyla beranjak menuju lemari pakaiannya dan mengeluarkan laptop yang tertidur nyenyak. Dengan tergesa-gesa Keyla menghidupkan laptopnya. Melihat itu seketika Chika bingung, apa yang akan dilakukan sahabatnya itu. “Lo mau ngapain, Key?” tanya Chika seraya mendekat di samping Keyla. “Sekarang gue harus bisa hidup tanpa Facebook!. ternyata Facebook cuma menipu gue!”. Mendegar hal itu, Chika membelalak tak percaya “Apa? Lo yakin? Bukannya lo selama ini nggak bisa hidup tanpa yang namanya Facebook? Nggak mungkin tahan tanpa update status?”. “Ini cuma buat sementara waktu kok. Gue butuh waktu buat lupain malam ini.”
            Keyla telah selesai menonaktifkan akun Facebook-nya. Dia terlihat puas. Nemun, sedetik kemudian bulir-bulir bening turun membasahi pipinya. Melihat keadaan begitu pilu, seketika rasa iba menyerang Chika. Meski ia tahu bahwa masalah ini adalah masalah sepele.  Tapi, ia juga sangat paham dengan karekter temannya itu yang sangat sensitif. “Ayolah Key, ini hanyalah masalah kecil, jangan terlalu lo fikirin. Namanya juga Facebook. Semua orang bebas memasang foto meskipun itu bukan foto asli mereka.” Chika berusaha menenangkan hati Keyla tapi tangis Keyla semakin kencang, dan ini semakin membuat Chika bingung. So, malam itu juga Chika terpaksa menginap hany menunggu tangisan keyla yang tak kunjung mereda.
***
            Bel istirahat berbunyi seiring suara melengking yang tiba-tiba menyambar. “Chika!!” Suara cempreng Keyla membuayarkan lamunan Chika seketika. Chika terlihat gelagapan saat Keyla melototinya. “Lo kok malah ngelamun sih? Jadi menurut lo gimana?” tanya Keyla penasaran. “Gimana ya?” tanya Chika binguna sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Aduh Chika, ya soal rencana kopi darat gue?” lanjut Keyla dengan terlihat gemas dan Chika yang tampak seperti orang bodoh. “Oh soal itu, ya terserah lo.” “Kok terserah?” “ Ya kan yang punya rencana lo kan? Jadi ya, terserah lo mau di lanjutin atau enggak. Kalau gue sih cuma bisa bilangin kalau sampai lo kecewa kayak waktu itu, gue nggak mau repot buat nemenin lo Cuma buat nangis, okey!” ujar Chika panjang. “Siap bozz!” jawab Keyla sambil hormat ala paskibra kepada komandonya. “Lo nggak mau ikut?” goda Keyla. Chika menggeleng pelan. “Nggak, males. Lagian malam ini gue ada acara sendiri sama sepupu gue.” “Hayo sepupu yang mana? Cowok baru ya?” goda Keyla. Keyla hanya diam sembari terus mengerjakan tugasnya. “
***
            Keyla benar-benar telah mempersiapkan semuanya. Dia benar-benar harus tampil perfect malam ini. Dia tidak ingin acara kopi daratnya  kali ini kacau dan gagal. Meskipun dia harus siap kacewa seperti waktu itu. Tapi, hanya dengan satu hela nafas yang dalam rasa optimisnya kembali lagi. Pukul 18.30 malam. Keyla telah siap dengan gaun biru favoritnya dan sepasang japit rambut yang tersemat cantik di atas rambutnya yang hitam. Sungguh gadis remaja yang sangat cantik. Sayang, tak secantik pengalaman yang dia alami. Keyla tak ingin terlamabat. Dia pun segera bergegas pergi setelah pamit dengan sang mama. “Jangan pulang terlalu malam ya sayang.”
***
            Di sebuah restoran yang malam itu di kunjungi dengan cukup banyak pengunjung. Terlihan dua cowok kembar masuk. Keduanya sama-sama handsome, tinggi, dan berkulit putih hanya satu yang membedakan keduaya, cowok yang berpostur lebih tinggi dan meggunakan kacamata. Sasaat setelah keduanya duduk, cowok yang dipanggil kakak ternyata yang bernama Deny itu beranjak dari kursinya. “Mau kemana?” tanya Dion pada kakak kembarnya itu. “Gue mau ke toilet sebentar. Nanti kalau tamu gue dateng, tolong ajak ngobrol dulu ya. Oh ya, Chika janji janji dateng jam berapa?” Deny melirik jam tangannya. “Dia sudah di perjalanan. Mungkin kena macet. Dion diam sejenak. So, kita jadi double date nih?” lanjutnya. “Ia dong!” jawab Deny sambil mengengkat sebelah alisnya.
            Sesaat setelah Deny ke toilet, terliehat seorang cewek cantik bergaun biru masuk ke dalam restoran. Dia terlihat celingukan mencari seseorang. Saat dia melihat seorang cowok melambaikan tangannya dia pun mendekat dan kini telah duduk semeja dengan cowok itu. “Hai,” sapa Dion ramah. “Hai,” balas cewek itu yang tak lain adalah Keyla dengan senyum malu-malu. “Sudah lama menunggu? Sorry gue telat.” “No problem.” Jawab Dion degan penuh keramahan. Tak ada lima menit Keyla dan Dion duduk semeja tetapi mereka sudah terlihat akrab. Bahkan sifat cerewet Chika mulai muncul di tengah obrolan mereka.
            Di tengah keasyikan mereka berbincang-bincang, terdengar seorang cewek menyapa. “Malam Kak,” sapa cewek itu. “Malam, kok lama sampainya?” balas Dion yang diikuti pandangan mata Keyla ke arah cewek itu. Seketika keyla terkejut mengetahui siapa cewek itu. “Chika, Keyla?” ucap keduanya hampir bersamaan. Keduanya benar-benar tak menduga akan bertemu pada malam itu. “Lho, ternyata kalian sudah saling mengenal?” tanya Dion yang membuat keduanya semakin bingung. “Lo kok bisa ada di sini Cik?” tanya keyla penasaran. “Lo sendiri, kok bisa?” “Gue kan mau kopi darat?” ucap Keyla setengah berbisik. “What? Kopi darat?” Chika jadi teringat obrolannya tadi pagi.
            “Kak, lo nggak mungkin ngundang kita bareng kan?” Chika mangalihkan pertanyaan pada Dion. Ditanya seperti itu Dion gelagepan. “Sebenarnya...” belum sempat Dion menjelaskan dari belakang Deny datang dengan senyum mengembang. “Hai semuanya,” sapa Dany. Keyla pun menoleh ke arah Deny. Melihat dua cowok yang kini berdiri di depannya itu Keyla kaget setengah mati sampai-sampai matanya tek berkedip menyaksikan kedua makhluk Tuhan yang tampak seperti dua bayangan yang sulit di bedakan itu. Sementara Chika hanya tersenyum melihat kejadian itu. “Kok bisa sama?” ucap Keyla penuh tanda tanya. “Ya iya lah sama, merekan kan kembar Key!” jawab Chika sambil memandang Deny dan Dion bergantian. “Kembar?” ulang Keyla tak percaya.
            “Hmmm.. sekarang gue ngerti, lo pasti mau ngopi darat sama mereka kan? Mereka ini sepupu gue Key!” tutur Chika yang langsung disambung uluran tangan Dany pada Keyla. “Gue Deny,” ujar Deny memperkenalkan diri. “Dan ini adik kembar gue Dion,” “ Jadi gue tadi ngobrol sama....” Keyla masih tampak heran. Belum selesai dia bicara, Dany memotongnya. “Gue minta maaf Key. Gue gak ada maksud bikin lo salah faham. Gue tadi ke toilet jadi gue minta Dion buat nemenin lo dulu. Dan kebetulan hari ini Dion ada janji sama Chika. Jadi, gue minta mereka buat ketemu bareng di sini. Gue sadar gue yang salah. Gue juga lupa kasih tau lo kalau sebenernya gue pake kaca mata. Sedangkan yang di Facebook gue nggak pake kaca mata.” Deny mencoba menjelaskan kesalahpahaman itu kepada Keyla.
            Mendengar penjelasan Deny yang panjang lebar, Keyla hanya tertundauk dan mencoba menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah. “Gue juga minta maaf dari awal kalo gue buka Kak Deny,” tambah Dion yang tambah membuat Keyla salah tingkah. Rasanya dia ingin segera kabur dari restosan itu karena rasa malaunya. Melihat Keyla yang kikuk, Chika hanya tersenyum. “Tenang Key, kopi darat lo kali ini nggak gagal kok!” goda Chika pada Keyla yang di balas kerlingan mata Deny. Dalam hati sebenarnya dia senang karena kali ini kopi daratnya berhasil. Deny tidak menipunya seperti kisah memilukannya dulu oleh para cowok “bertopeng” itu. But, salah sasaran! Malu gue!.
                       
         



Tidak ada komentar:

Posting Komentar